Assalaamu 'alaikum wr wb
Sudah berapa kali kita berjumpa Ramadhan? Berpuluh puluh kali bukan ? Bagaimana
kita memaknai Ramadhan selama ini ? Apakah kita biasa-biasa saja melaluinya ?
Ataukah kita benar-benar mengistimewakan dan mengoptimalkannya ? Atau bahkan tidak
suka ?
Adakah harapan didalam setiap bulan ramadhan ? misalnya : untuk
mengubah diri kita menjadi lebih baik lagi (lebih bertaqorrub kepada ALLOH) ?
atau sekedar mengejar pahala untuk masuk surga ?
Jika
kita ingin benar-benar mengistimewakan dan mengoptimalkan Ramadhan, maka kita
harus memahami makna hakikat Ramadhan.
1.
Bulan Ramadhan adalah Bulan Bercermin Diri (Syahrul
Muhassabah)
Disebut
bulan bercermin diri karena didalam bulan ramadhan ini kita semestinya melakukan
flash back (melihat ke belakang) bagaimana ibadah kita selama ini.
Seberapa
bersemangat dan seberapa mampu kita memanfaatkan Ramadhan pada setiap menit dan
detiknya, merupakan indikasi ketaqwaan kita kepada Allah. Dari sini kita bisa
menilai diri kita, apakah kita termasuk hamba Allah yang dzalimun linafsihi
(masih suka menganiaya diri sendiri), atau yang pas-pasan saja (muq_tashid),
ataukah yang sabiqun bil khairat (yang bergegas dalam melaksanakan
berbagai kebaikan).
Disamping
itu, Ramadhan juga merupakan sarana yang sangat tepat bagi kita untuk bercermin
diri. Ada hadits shohih yang
diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (muttafaq ‘alaih) menyatakan bahwa
selama bulan Ramadhan syetan-syetan dibelenggu. Nah, jika syetan-syetan telah
dibelenggu tetapi kita masih saja melakukan dosa dan kemaksiatan maka seperti
itulah diri kita yang sebenarnya.
2.
Bulan Ramadhan adalah Bulan Limpahan Rahmat (Syahrur
Rahmah)
Rasulullah
bersabda, “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah
telah mewajibkan atas kamu berpuasa di bulan ini … Barangsiapa tidak mendapat
bagian kebaikannya, maka sungguh berarti ia telah dijauhkan dari rahmat Allah”
Pada
bulan Ramadhan, Allah mencurahkan segenap rahmat-Nya melebihi pada bulan-bulan
lainnya. Pada bulan ini, Allah melipat gandakan pahala amal kebaikan,
memberikan semangat ketaatan kepada hamba-hamba-Nya, dan bahkan memberikan
bonus satu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu Lailatul Qadr.
Karena itu, rugilah kita jika selama bulan ini kita tidak memanfaatkan limpahan
rahmat Allah yang sedemikian besar. (1.000 bulan = 83 tahun).
3.
Bulan Ramadhan adalah Bulan Taubat (Syahrut
Taubah)
Dalam HR. Bukhari
dan Muslim : Rasulullah bersabda, “Barangsiapa berpuasa
Ramadhan atas dasar iman dan berharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang
telah lalu akan diampuni.” Beliau juga bersabda, “Barangsiapa berdiri
menegakkan shalat malam (tarawih dan tahajut) pada bulan Ramadhan atas dasar
iman dan berharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yeng telah lalu akan
diampuni”. Beliau
juga bahkan berkata, “Barangsiapa berpuasa lalu tidak berkata-kata buruk dan
tidak mengumpat maka ia akan keluar dari dosa-dosanya seperti keadaannya pada
hari ia dilahirkan oleh ibunya.” Jadi, apa lagi yang kita tunggu. Mari kita
banyak-banyak beribadah dan memohon ampunan kepada Allah, agar Ramadhan ini
dapat menjadi penghapus dosa-dosa kita.
4.
Bulan Ramadhan adalah Bulan Puasa (Syahrush
Shiyam)
Sudah
jelas ! sebagaimana firman ALLOH didalam Al_Qur’an : Al-Baqoroh : 183. “Yaa ayyuhal ladzina
amanu kutiba ‘alaikumusyiyam kamaa kutiba ‘alalladzina min qoblikum la’allakum
tattaqun”
Puasa itu
sejati tidaklah cukup hanya dengan meninggalkan makan, minum dan hubungan suami
isteri pada siang hari. Lebih dari itu, puasa yang sejati adalah puasa yang
bersifat total, yakni mempuasakan seluruh anggota tubuh kita: akal pikiran,
hati, mata, telinga, lidah, tangan, kaki, dan anggota-anggota tubuh kita yang
lainnya. Semuanya harus kita puasakan dari berbagai bentuk dosa dan
kemaksiatan.
Rasulullah
bersabda, “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan yang keji,
maka sekali-kali Allah tidak butuh dengan puasanya yang hanya meninggalkan
makan dan minum saja.” Artinya Alloh itu tidak butuh puasanya orang yang hanya
meninggalkan makan dan minum saja. Alloh menghendaki yang lebih dari itu.
5.
Bulan Ramadhan adalah Bulan Al-Qur’an (Syahrul
Qur’an)
Bulan
Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an. Diriwayatkan setiap bulan ramadhan,
Rasulullah selalu melakukan tadarrus Al-Qur’an bersama malaikat Jibril. Beliau
ingin memberikan teladan kepada kita semua agar kita berinteraksi seakrab
mungkin dengan Al-Qur’an selama bulan Ramadhan. Interaksi ini meliputi banyak
hal : membacanya, memahami maknanya, mengamalkannya, dan mendakwahkannya. Akan
lebih baik lagi jika kita juga berusaha untuk menghafalnya sesuai dengan
kemampuan yang kita miliki.
6.
Bulan Ramadhan adalah Bulan Infaq dan Sedekah
(Syahrul Infaq wash Shadaqah)
Ramadhan
bukan hanya kesempatan untuk beribadah secara vertikal saja. Ia juga kesempatan
emas untuk beribadah secara horisontal, melakukan berbagai kebaikan kepada
sesama (ibadah sosial). Di bulan ini kita sangat dianjurkan untuk banyak
berinfak dan bersedekah. Kita telah merasakan bagaimana rasanya kelaparan dan
kehausan. Sudah semestinya kita kemudian mampu ber_empati kepada mereka (fakir
miskin) yang selama ini biasa kelaparan dan kehausan, dengan cara berinfaq dan
bersedekah kepada mereka. Demikianlah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah.
Sebuah riwayat menyatakan bahwa kedermawanan beliau di bulan Ramadhan sampai
menyerupai angin yang bertiup.
Demikianlah
beberapa makna dan hakikat bulan Ramadhan. Jika kita telah memahaminya maka
selanjutnya kita harus bergegas untuk mengimplementasikannya dalam hari-hari
Ramadhan kita. Harapan kita, keluar dari Ramadhan kita telah menjadi pribadi
yang lebih bertaqwa, sesuai
kata ALLOH : la’allakum tattaqun.
Wassalamu ‘alaikum wr. wb.
Bagus, semoga kita Bisa melaksanakannya...
BalasHapusItu adalah narasi yang dipakai dalam kultum ramadhan salah satu penceramah di masjid Baitul Muttaqin
Hapus