(Belajar dari ahli hikmah)
Bismillah...
Dia hanya manusia biasa. Seorang bekas budak. Berhidung lebar. Berbibir tebal lagi berkulit hitam. Tapi kemulian yang ada pada dirinya, membuat orang-orang beriman iri. Bahkan kita semua ingin menjadi seperti dirinya.
Darinya, kita belajar banyal hal. Karna Allah telah memberinya Hikmah. Sehingga perkataan yang keluar dari lisannya itu, tidak lain kecuali adalah bulir-bulir nasehat yang penuh manfaat.
Suatu ketika Majikannya datang dan menyuruhnya untuk menyembelih kambing.
"Sembelihlah kambing ini buat kami" Pinta majikannya.
Maka dia pun menyembelihnya. "Keluarkanlah dua jeroannya yang paling baik" pinta sang majikan lagi.
Maka lelaki yang juga bertubuh pendek dan berasal dari Afrika ini pun mengeluarkan hati dan lidah kambing tersebut.
Pada suatu saat, majikannya datang lagi dan menyuruhnya menyembelih kambing. Dia pun menyembelihnya.
"Keluarkanlah dua jeroannya yang paling buruk" kali ini majikannya pinta hal yang berbeda.
Maka dia pun, mengeluarkan lidah dan hati kambing tersebut. Karna keheranan majikannya berkata :
"Aku telah memerintahkan kepadamu untuk mengeluarkan dua anggota jeroannya yang terbaik, dan kamu mengeluarkan keduanya. Lalu aku perintahkan lagi kepadamu untuk mengeluarkan dua anggotanya yang paling buruk, ternyata kamu masih tetap mengeluarkan yang itu juga, sama dengan yang tadi."
Maka ahli hikmah ini pun menjawab : "Sesungguhnya tiada sesuatu anggota pun yang lebih baik daripada keduanya jika keduanya baik, dan tiada pula yang lebih buruk daripada keduanya bila keduanya buruk"
Tahukah antum, siapa lelaki mulia tersebut di atas..?
Ya. Dia Luqman Al Hakim. Lelaki mulia dari Habaysah, yang namanya kemudian menjadi salah satu surat dalam Al Quran.
Lalu, apa yang membuat dia diberi hikmah dan ditinggikan derajatnya oleh Allah Azza wa Jalla..?
Pertanyaan ini rupanya pernah hinggap di hati seseorang yang pernah hidup sezaman dengannya. Hingga dia pergi bertanya pada Lukmanul Hakim yang saat itu lagi berada di majelisnya dan didengar orang-orang.
"Bukankah kamu yang pernah menggembalakan kambing bersamaku di tempat anu dan anu?"
Luqman menjawab, "Benar." Lelaki itu bertanya, "Lalu apakah yang membuatmu menjadi seorang yang terhormat seperti yang kulihat sekarang?" Luqman menjawab, "Jujur dalam berkata, dan diam tidak ikut campur terhadap apa yang bukan urusanku."
Masya Allah, semoga kita bisa menimba hikmahnya.
Kisah senada juga kita bisa temukan dalam riwayat yang berasal dari Abdullah ibnu Wahb, dari Abdullah ibnu Ayyas Al Qathbani, dari Maulah Gafrah, yang berkisah bahwa :
"pernah ada seorang lelaki berdiri di hadapan Luqmanul Hakim, lalu bertanya, "Bukankah engkau adalah Luqman budak Banil Has-sas?"
Luqman menjawab, "Ya." Lelaki itu bertanya lagi, "Bukankah engkau pernah menggembalakan kambing?" Luqman menjawab, "Ya."
Lelaki itu bertanya lagi, "Bukankah kamu berkulit hitam?" Luqman menjawab, "Adapun warna hitam kulitku ini jelas, lalu apakah yang mengherankanmu tentang diriku?"
Lelaki itu menjawab, "Orang-orang banyak yang duduk di hamparanmu, dan berdesakan memasuki pintumu, serta mereka rida dengan ucapanmu."
Luqman berkata, "Hai Saudaraku, jika engkau mau mendengarkan apa yang akan kukatakan kepadamu, tentu kamu pun dapat seperti diriku."
Luqman melanjutkan perkataannya, "Aku selalu menundukkan pandangan mataku (dari hal-hal yang diharamkan), lisanku selalu kujaga, makananku selalu bersih (halal), kemaluanku aku jaga (tidak melakukan zina), aku selalu jujur dalam perkataanku, semua janjiku selalu kutepati, tamu-tamuku selalu kumuliakan, para tetanggaku selalu kuhormati, dan aku tidak pernah melakukan hal yang tidak perlu bagiku.
Itulah kiat yang menghantarkan diriku kepada kedudukanku sekarang seperti yang kamu lihat."
Masya Allah...
Ya Rabbana sesungguhnya kami lemah maka berilah kami kekuatan agar beribadah padamu.
Ya Allah sungguh kami ini lemah, maka berilah kami kekuatan tuk menghindar dari bermaksiat padamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar