Home

Senin, 30 Juli 2018

Bersyukur Menambah Nikmat

🔘 Jangan disangka bahwa syukur itu hanya dilakukan ketika mendapatkan nikmat yang banyak saja. Sedikit atau banyak nikmat itu, datangnya dari Allah. Maka wajib disyukuri.

🔘 Jika kebetulan Allah menghendaki seseorang mendapatkan rezeki lebih sedikit dibandingkan orang lain, jangan kemudian ia tidak bersyukur karenanya. Lihat sajalah orang lain yang mungkin belum Allah berikan kecukupan seperti dirinya. Lihatlah ke bawah, jangan lihat ke atas sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah,
انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ

“Lihatlah orang yang di bawah kalian (dari sisi duniawi) dan jangan melihat orang yang di atas kalian. Maka sikap ini  akan lebih membuat kalian tidak meremehkan nikmat yang Allah berikan kepada kalian.”
(HR. Muslim no. 5264)

🔘 Apabila perilaku seperti ini sudah tertanam dalam jiwa, niscaya berbagai penyakit hati, seperti: hasad, iri, tamak, dan dengki akan sirna. Di waktu yang sama, tumbuh dalam dirinya sifat-sifat terpuji, seperti: sabar, qana’ah, serta rasa belas kasih dan kepedulian terhadap kaum dhuafa (golongan lemah).
💰 Tamak Terhadap Harta Lebih Berbahaya daripada Serigala Lapar

🔘 Di antara sifat tercela yang akan muncul disebabkan kurangnya rasa syukur adalah tamak. Ambisi yang berlebihan untuk mengumpulkan materi duniawi merupakan perilaku yang merusak.
🔍 Ada sebuah permisalan, jika seandainya ada dua serigala lapar yang dilepas untuk memangsa seekor kambing, apa yang terjadi? Tentu kerusakan dan kerugian besar yang terjadi.
Kerusakan yang disebabkan sifat tamak terhadap harta tidak kalah besarnya dibandingkan dengan kerusakan yang disebabkan dua serigala tersebut.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menggambarkan permisalan ini dalam sabdanya (artinya),
“Dua serigala lapar yang dilepas untuk memangsa seekor kambing tidaklah lebih merusak daripada ambisi seseorang terhadap harta dan kedudukan terhadap agamanya.”
(HR. at-Tirmidzi no. 2298 dan Ahmad no. 15224)

Termasuk Syukur Kepada Allah adalah Berterima Kasih Kepada Orang Lain

🔘 Salah satu nikmat yang Allah berikan kepada hamba-Nya adalah adanya kebaikan yang dilakukan orang lain kepada kita. Kita patut bersyukur kepada Allah dalam hal ini. Namun jangan lupa, Islam mengajarkan agar kita juga berterima kasih kepada orang yang telah berbuat baik tadi.
Dalam bentuk apa❓
Dalam bentuk membalas kebaikan tersebut dengan kebaikan yang sebanding. Kalau tidak mampu membalasnya, maka doakan kebaikan untuk orang tersebut. Hal ini sebagaimana yang telah diajarkan oleh Nabi dalam haditsnya (artinya),
“Jika ada yang berbuat baik kepada kalian, maka balaslah dengan kebaikan  yang sebanding. Jika tidak mendapati sesuatu yang bisa kalian jadikan untuk membalasnya, maka doakan kebaikan untuknya hingga kalian melihat bahwa kalian telah membalasnya.”
(HR. Abu Dawud no. 1424 dan an-Nasai no. 2520)

🔘 Bila kita tidak berterima kasih kepada orang lain, hakekatnya kita belum bersyukur kepada Allah Ta'ala walaupun kita memuji dan menyanjung-Nya seribu kali.
“Barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada orang lain, maka sebenarnya ia tidak bersyukur kepada Allah.”
(HR. at-Tirmidzi no. 1878)

Allah SWT berfirman:

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ  لَاَزِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat pedih."
(QS. Ibrahim 14: Ayat 7)

#cp

Tidak ada komentar:

Posting Komentar