Home

Rabu, 19 September 2018

Hukum Puasa Asyuro Adalah Mubah

Shoum ‘Asyuro Hukumnya mubah, boleh dikerjakan dan boleh juga tidak. Tidak ada keutamaan puasa 'asyuro.

1.  Shohih Bukhori : I : 2 : 226 :
عَنِ ابْنِ عُمَرَ ر.ع. قَالَ: صَامَ النَّبِيُّ ص.م.عَاشُوْرَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تُرِكَ وَكَانَ عَبْدُ اللهِ لَايَصُوْمُهُ إِلَّا أَنْ يُوَافِقَ صَوْمَهُ.
Dari Ibnu Umar ra telah berkata: Nabi SAW shoum Asyuro  bahkan beliau memerintahkan (kepada para sahabatnya) agar shoum ‘Asyuro. Maka ketika difardhukan Romadhon (‘Asyuro) ditinggalkan, dan Abdulloh bin Umar tidak lagi shoum ‘Asyuro kecuali bersesuaian dengan shoumnya.

2. Shohih Bukhori : I : 2 : 226 :
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ قُرَيْشًا كَانَتْ تَصُوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ ثُمَّ أَمَرَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م. بِصِيَامِهِ حَتَّى فُرِضَ رَمَضَانُ.

Dari Aisyah ra sesungguhnya orang Quraisy shoum pada hari Asyuro pada zaman Jahiliyah, kemudian Rosululloh SAW. memerintahkan agar shoum pada hari itu sampai difardhukannya Romadhon.

3. Shohih Muslim : I : 502 : 113 :
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: كاَنَتْ قُرَيْشٌ تَصُوْمُ عَاشُوْرَاءَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ. وَكَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م. يَصُوْمُهُ فَلَمَّا هَاجَرَ إِلَى الْمَدِيْنَةِ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا فُرِضَ شَهْرُ رَمَضَانَ قَالَ: مَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ.
Dari Aisyah ra telah berkata: “Orang-orang Quraisy shoum pada hari ‘Asyuro pada zaman Jahiliyah, dan Rosululloh SAW juga shoum ‘Asyuro, maka beliau hijrah ke Madinah beliau masih shoum dan memerintahkan agar (para sahabat juga) shoum ‘Asyuro. Maka ketika difardhukan bulan Romadhon, beliau berkata: “Siapa saja yang mau shoum, shoumlah, dan siapa saja yang mau tinggalkan, maka tinggalkanlah”.

4.  Shohih Muslim : I : 502 : 114 :
عَنْ هِشَامٍ بِهَذَا الإِسْنَادِ وَلَمْ يَذْكُرْ فِي أَوَّلِ الْحَدِيْثِ. وَكَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م. يَصُوْمُهُ وَقَالَ فِي آخِرِ الْحَدِيْثِ وَتَرَكَ عَاشُوْرَاءَ. فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ.
Dari Hisyam dengan isnad ini dan tidak menyebutkan pada permulaan hadits. “Dan Rosululloh SAW. shoum ‘Asyuro”. Dan berkata di akhir hadits : “Dan beliau meninggalkan ‘Asyuro. Maka siapa saja yang mau, maka shoumlah dan siapa saja yang mau tinggalkanlah.”

5. Shohih Muslim : I : 502 : 115 :
عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُبَيْرِ أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ الله عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م. يَأْمُرُ بِصِيَامِهِ قَبْلَ أَنْ يُفْرَضَ رَمَضَانُ. فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ ، كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ.
Dari Urwah bin Zubair, bahwa Aisyah ra telah berkata: “Rosululloh SAW. memerintahkan agar shoum ‘Asyuro sebelum bulan Romadhon difardhukan, maka ketika Romadhon difardhukan, siapa yang mau maka shoum pada hari ‘Asyuro dan siapa yang mau maka berbukalah”.
 
6. Shohih Muslim : I : 502 : 116 :
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ قُرَيْشًا كَانَتْ تَصُوْمُ عَاشُوْرَاءَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ ثُمَّ أَمَرَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م. بِصِيَامِهِ حَتَّى فُرِضَ رَمَضَانُ. فَقَالَ: مَنْ شَاءَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ فَلْيُفْطِرْهُ.

Dari Aisyah ra sesungguhnya orang-orang Quraisy shoum ‘Asyuro pada zaman Jahiliyah, kemudian Rosululloh SAW. memerintahkan (para sahabat) agar shoum ‘Asyuro sampai difardhukan bulan Romadhon, lalu beliau berkata: “Siapa yang suka, maka shoumlah dan siapa yang suka berbukalah”.

7. Shohih Muslim : I : 502 : 117 :
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ ر.ع. أَنَّ أَهْلَ الْجَاهِلِيَّةِ كَانُوْا يَصُوْمُوْنَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَأَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص.م. صَامَهُ وَالْمُسْلِمُوْنَ قَبْلَ أَنْ يُفْرَضَ رَمَضَانُ. فَلَمَّا افْتُرِضَ رَمَضَانُ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م.: إِنَّ عَاشُوْرَاءَ يَوْمٌ مِنْ أَيَّامِ اللهِ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ.

Dari Abdulloh bin Umar ra: sesungguhnya penduduk Jahiliyyah adalah semua shoum pada hari ‘Asyuro, dan sesungguhnya Rosululloh SAW. dan orang-orang Islam juga shoum sebelum Romadhon difardhukan. Maka ketika Romadhon difardhukan Rosululloh SAW berkata: “Sesungguhnya ‘Asyuro itu hari dari hari-hari Alloh. Maka siapa saja yang suka, shoumlah dan siapa saja yang suka tinggalkanlah”.

8. Shohih Muslim : I : 503 : 118 :
عَنْ ابْنِ عُمَرَ ر.ع. أَنَّهُ ذُكِرَ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ ص.م. يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م.: كَانَ يَوْمًا يَصُوْمُهُ أَهْلُ الْجَاهِلِيَّةِ فَمَنْ أَحَبَّ مِنْكُمْ أَنْ يَصُوْمَهُ فَلْيَصُمْهُ فَمَنْ كَرِهَ فَلْيَدَعْهُ.

Dari Ibnu Umar ra sesungguhnya telah bercerita tentang hari ‘Asyuro disisi Rosululloh SAW., maka Rosululloh SAW  berkata: “Orang-orang Jahiliyyah hari itu shoum, maka siapa saja yang suka shoumlah, dan siapa saja yang tidak suka tinggalkanlah”.

9. Shohih Muslim : I: 503: 119 :
عَنْ ابْنِ عُمَرَ ر.ع. أَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ ص.م. يَقُوْلُ فِي يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ: إِنَّ هَذَا يَوْمٌ كَانَ يَصُوْمُهُ أَهْلُ الْجَاهِلِيَّةِ فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَصُوْمَهُ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَتْرُكَهُ فَلْيَتْرُكْهُ.

Dari Ibnu Umar ra, bahwasanya ia pernah mendengar Rosululloh SAW. berkata tentang hari ‘Asyuro: “Sesungguhnya hari ini penduduk Jahiliyyah shoum (pada hari ‘Asyuro), maka siapa saja yang suka untuk shoum, maka shoumlah dan siapa saja yang suka untuk  meninggalkannya, maka tinggalkanlah”.

10. Shohih Muslim : I : 503 : 120/121 :
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ ر.ع. قَالَ : ذُكِرَ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ ص.م. يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ فَقَالَ: ذَلِكَ يَوْمٌ كَانَ يَصُوْمُهُ  أَهْلُ الْجَاهِلِيَّةِ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ. 

Dari Abdulloh bin Umar ra telah berkata: “Dijelaskan di sisi Rosululloh SAW. mengenai hari ‘Asyuro, maka beliau berkata: “Itu hari dimana orang-orang Jahiliyyah pada shoum, maka siapa saja yang suka, shoumlah dan siapa saja yang suka tinggalkanlah”.

11. Shohih Muslim : I : 503 : 122 :
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَانِ بْنِ يَزِيْدَ قَالَ: دَخَلَ الأَشْعَثُ بْنُ قَيْسٍ عَلَى عَبْدِ اللهِ وَهَوَ يَتَغَدَّى فَقَالَ: يَاأَبَا مُحَمَّدٍ إِذْنُ إِلَى الْغَدَاءِ فَقَالَ: أَوَلَيْسَ الْيَوْم يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ ؟ قَالَ: وَهَلْ تَدْرِي مَا يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ ؟ قَالَ: وَمَا هُوَ ؟ قَالَ: إِنَّمَا هُوَ يَوْمٌ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م. يَصُوْمُهُ قَبْلَ أَنْ يَنْزِلَ شَهْرُ رَمَضَانَ، فَلَمَّا نَزَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ تُرِكَ وَقَالَ أَبُوْ كُرَيْبٍ تَرَكَهُ.

Dari Abdurrohman bun Yazid telah berkata: “Al-Asyat bin Qois masuk (kerumah) Abdulloh, dan dia sedang makan siang, maka dia berkata: “Ya Abu Muhammad,  mari makan siang!”, maka iapun menjawab: “Bukankah hari ini adalah hari ‘Asyuro ?”. Dia bertanya: “Apa yang kamu ketahui tentang hari Asyuro ?”.  Ia menjawab: “Apa itu ?”. Dia berkata: “Sesungguhnya hari itu adalah Rosululloh SAW. shoum sebelum turun (kewajiban) bulan Romadhon maka ketika turun (kewajiban) bulan Romadhon ditinggalkan”. Kata Abu Kuraib: “Beliau meninggalkannya”.

12.  Shohih Muslim : I : 503 : 122 :
حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَعُثْمُانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ قَالَا: حَدَّثَنَا جَرِيْرٌ عَنِ اْلأَعْمَشِ بِهَاذَا اْلإِسْنَادِ وَقَالَا: فَلَمَّا نَزَلَ رَمَضَانُ تَرَكَهُ.

Bercerita kepada kami Zuhair bin Harb dan Utsman bin Abi Syaibah keduanya berkata: “Bercerita kepada kami Jarir dari Al-A’masy dengan Isnad ini, dan keduanya berkata: “Maka ketika turun (kewajiban) Romadhon beliau meninggalkan ‘Asyuro”.

13.  Shohih Muslim : I : 504 : 123 :
عَنْ قَيْسِ بْنِ سَكَنِ أَنَّ اْلأَشْعَثَ بْنَ قَيْسٍ دَخَلَ عَلَى عَبْدِ اللهِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَهُوَ يَأْكُلُ فَقَالَ: يَا أَبَا مُحَمَّدٍ إِذْنُ فَكُلْ قَالَ: إِنِّى صَائِمٌ قَالَ: كُنَّا نَصُوْمُهُ ثُمَّ تُرِكَ.

Dari Qois bin Sakan, sesungguhnya Al-Asy’ats bin Qois masuk ke rumah Abdulloh pada hari ‘Asyuro, dan Abdulloh sedang makan, kemudian ia berkata: “Ya Abu Muhammad (Asy’ats), mari makan !”. Ia (Asy’ats) menjawab: “Aku sedang shoum Asyuro”, Abdulloh berkata: “Kami pernah shoum ‘Asyuro, kemudian (‘Asyuro) ditinggalkan”.

14.  Shohih Muslim : I : 504 : 124 :
عَنْ عَلْقَمَةَ قَالَ: دَخَلَ اْلأَشْعَثُ بْنُ قَيْسٍ عَلَى ابْنِ مَسْعُوْدٍ وَهُوَ يَأْكُلُ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ فَقَالَ: يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَانِ إِنَّ الْيَوْمَ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ فَقَالَ: قَدْ كَانَ يُصَامُ قَبْلَ أَنْ يَنْزِلَ رَمَضَانُ فَلَمَّا نَزَلَ رَمَضَانُ تُرِكَ.

Dari Al-Qomah ia berkata: “Al-Asy’ats bin Qois masuk (ke rumah) Ibnu Mas’ud dan dia sedang makan, pada hari ‘Asyuro, maka iapun berkata: “Ya Abu Abdir-Rohman, sesungguhnya hari ini adalah hari ‘Asyuro, maka Ibnu Mas’ud berkata: “Sungguh-sungguh ‘Asyuro itu dipuasai sebelum Romadhon turun, maka ketika Romadhon turun (perintah wajib) ‘Asyuro ditinggalkan”.

15. Shohih Muslim : I : 504 : 125 :
عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ ر.ع قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م. يَأْمُرُنَا بِصِيَامِ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ. فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ لَمْ يَأْمُرْنَا وَلَمْ يَنْهَنَا.
Dari Jabir bin Samuroh ra telah berkata: “Rosululloh SAW. memerintahkan kepada kami shoum pada hari ‘Asyuro, maka ketika difardhukan Romadhon, beliau tidak menyuruh kami dan tidak melarang kami”.

16.  Sunan Abu Daud : I : 563 : 2442 :
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ يَوْمًا تَصُوْمُهُ قُرَيْشٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ. وَكَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م. يَصُوْمُهُ فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَلَمَّا قَدِمَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م. الْمَدِيْنَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ كَانَ هُوَ الْفَرِيْضَةُ وَ تُرِكَ عَاشُوْرَاءَ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ.

Dari Aisyah telah berkata: “Adalah hari ‘Asyuro itu hari dimana orang-orang Quraisy pada masa Jahiliyah telah mempuasainya, dan Rosululloh SAW. juga shoum ‘Asyuro pada masa Jahiliyah, maka ketika Rosululloh SAW. sampai ke Madinah beliau masih shoum bahkan telah menyuruh agar (mereka) shoum, kemudian setelah Romadhon dijadikan fardhu dan ‘Asyuro ditinggalkan, maka siapa saja yang suka shoum, shoumlah dan yang suka meninggalkan, tinggalkanlah”.

Keterangan
1.  Lafazh تُرِكَ (ditinggalkan) ini menjelaskan bahwa setelah Romadhon menjadi wajib, maka Asyuro tidak lagi dijadikan hari untuk shoum.

2.  Lafazh مَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ  (Siapa yang mau boleh shoum dan siapa yang mau boleh meninggalkan). Ungkapan semacam ini memfaidahkan hukum menjadi mubah, bukan anjuran (sunnah). Jadi shoum Asyuro hukumnya mubah bukan sunnah lagi.

3.  Melihat beberapa hadits diatas bahwa Asyuro itu sebelum datang Romadhon, merupakan shoum wajib, terbukti mulai dari zaman Jahiliyah sampai Rosululloh SAW hijrah ke Madinah, beliau shoum hari tersebut bahkan beliau perintahkan untuk shoum Asyuro ini.

4. Tetapi ketika Romadhon turun menjadi perintah wajib shoum, shoum Asyuro ditinggalkan beliau (tidak di kerjakan lagi).

5. Maka Asyuro digugurkan masa berlakunya oleh Romadhon. Hal tersebut dinamakan Nasikh (Romadhon) dan Mansukh (Asyuro).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar