kita sekarang sedang berada di tengah-tengah bulan dimana sedang diobral kebaikan dan barakah bagi siapa saja yang mau taat. Bulan madrasah untuk mendidik seluruh generasi tanpa ada diskriminasi jabatan, pangkat, dan derajat. Bulan kamp pelatihan untuk menyiapkan pasukan dan pemimpin-pemimpin jihad. Bulan dzikir, doa, tilawah Al-Qur’an, dan nasihat. Bulan taubat dan kembali kepada Allah setelah jauh menyimpang dari syari’at.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda menukil firman Allah dalam hadits qudsi:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصَّوْمَ، فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِيْ بِهِ
Seluruh amal anak Adam (manusia) adalah miliknya, kecuali puasa itu milik-Ku dan Aku yang akan membalasnya.
Ibnu ‘Uyainah (periwayat hadits) berkata: “Apabila terjadi hari kiamat maka Allah ‘azza wa jalla menghisab hamba-Nya dan Allah memberikan (kepada orang yang dizhalimi) dari seluruh amalnya sebagai ganti kezhaliman-kezhaliman yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga tidak tersisa kecuali puasa. Maka Allah menanggung kezhaliman-kezhaliman yang masih tersisa dan memasukkannya ke dalam surga disebabkan puasa.” (HR Baihaqi dan dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani)
Ibnu ‘Uyainah (periwayat hadits) berkata: “Apabila terjadi hari kiamat maka Allah ‘azza wa jalla menghisab hamba-Nya dan Allah memberikan (kepada orang yang dizhalimi) dari seluruh amalnya sebagai ganti kezhaliman-kezhaliman yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga tidak tersisa kecuali puasa. Maka Allah menanggung kezhaliman-kezhaliman yang masih tersisa dan memasukkannya ke dalam surga disebabkan puasa.” (HR Baihaqi dan dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani)
Saudaraku, ada dua perkara yang membedakan puasa dengan ibadah-ibadah lain:
1. Puasa menghalangi kenikmatan nafsu dan syahwat sedangkan ibadah-ibadah yang lain tidak.
2. Puasa menjadi rahasia antara seorang hamba dengan Rabbnya, yang tidak nampak kecuali kepada Allah. Karena itulah puasa menjadi ibadah yang khusus bagi Allah, sedangkan ibadah-ibadah lain itu nampak pada siapapun sehingga kadang-kadang ibadah itu dilakukan karena ingin dipuji dan dilihat. (Tafsir Al-Mawardi)
1. Puasa menghalangi kenikmatan nafsu dan syahwat sedangkan ibadah-ibadah yang lain tidak.
2. Puasa menjadi rahasia antara seorang hamba dengan Rabbnya, yang tidak nampak kecuali kepada Allah. Karena itulah puasa menjadi ibadah yang khusus bagi Allah, sedangkan ibadah-ibadah lain itu nampak pada siapapun sehingga kadang-kadang ibadah itu dilakukan karena ingin dipuji dan dilihat. (Tafsir Al-Mawardi)
Ketahuilah, bahwa tidak makan dan minum pada siang hari Ramadhan itu hanyalah sebagian dari amalan puasa, bukan satu-satunya. Maimun bin Mihran berkata: “Puasa yang paling ringan adalah puasa dari makanan.”
Kita saksikan bagaimana keadaan masyarakat menyambut datangnya bulan Ramadhan dengan gembira sambil menggelar berbagai acara penyambutan dan membuat makanan dan minuman.
Kita saksikan bagaimana keadaan masyarakat menyambut datangnya bulan Ramadhan dengan gembira sambil menggelar berbagai acara penyambutan dan membuat makanan dan minuman.
Alhamdulillah kita juga ikut senang dengan antusias masyarakat terhadap bulan Ramadhan. Akan tetapi yang patut menjadi keprihatinan mereka hanya sibuk menyiapkan persiapan-persiapan yang bersifat fisik. Sedangkan persiapan hati dan iman seperti menata niat yang benar, bertaubat kepada Allah, dan merencanakan amal shaleh untuk mengisi bulan Ramadhan jauh dari perhatian. Kalaupun ada itu hanya sedikit yang melakukan.
Saudaraku, puasa itu bukanlah puasa seperti yang dipahami dan diamalkan oleh kebanyakan masyarakat yaitu hanya tidak makan dan minum di siang hari, kemudian di malam harinya begadang nonton acara bola, mencari hiburan, menonton televisi, jalan-jalan ke pusat keramaian, berwisata kuliner, dan kegiatan-kegiatan sia-sia lainnya. Tidak demikian, Ramadhan adalah bulan amal shaleh, doa, tilawah Al-Qur’an, shalat tarawih, i’tikaf di 10 hari terakhir, dan amal-amal shaleh lainnya yang bisa dilakukan. Karena itu, agar ibadah puasa tidak sekedar menjadi rutinitas tahunan yang tidak ada hasil dari puasanya itu kecuali lapar dan dahaga maka rencanakanlah dengan baik amal-amal shaleh apa saja yang akan dilakukan dan siapkan diri untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan sia-sia yang mengurangi nilai pahala puasa yang dilakukan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa tidak meninggalkan ucapan dan perbuatan haram maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makan dan minum (puasanya).” (HR Bukhari)
Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu berkata: “Puasa itu bukan sekedar menahan diri dari makan dan minum saja, tapi juga menahan diri dari dusta, kebatilan, perbuatan sia-sia, dan sumpah palsu.” (Riwayat Ibnu Abi Syaibah)
Saudaraku, kita memohon pada Allah agar membantu kita untuk senantiasa shalat di malam harinya, puasa di siang harinya, dan melakukan amal-amal shaleh lainnya. Kita memohon kepada-Nya agar menerima semua amal shaleh yang kita lakukan.
Aamiin yaa mujiibas saailiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar