Jumat, 08 Februari 2019

Andai Romeo & Juliet Menikah

Oleh: Muhammad Ali Said Zair

Pandangan mata ibarat makanan. Makanan itu ada yang asalnya memang haram (sesuai ketetapan syariat). Ada juga yang mulanya halal, lalu berubah jadi haram (karena perlakuan kita terhadapnya). Misalnya babi haram, dan ayam halal. Daging babi haram, karena ada larangan tertulis dalam al-Quran. Sebaliknya, ayam itu halal. Tapi jika kita memotongnya tanpa basmalah, atau mati karena kita banting, maka ia berubah haram. Begitu pun bila ayam yang kita makan itu punya orang. Iya kan? Jadi, babi haram karena kotor. Sedangkan ayam menjadi haram karena cara kita yang kotor.


Sekarang, bolehkah kita melihat tumpukan uang ratusan ribu di kasir mini market itu? Tidak ada yang melarang kan. Mata kita bebas melihat apa pun, selama syariat tidak melarangnya. Melihat uang seperti itu menjadi terlarang bagi kita (secara kasuistis orang per orang) jika pandangan itu bisa menggugah ide, keinginan, motivasi, ambisi, dan aksi untuk memilikinya secara tidak sah. Baik dengan mencuri, merampok, korupsi, nyopet, atau menipu. Begitu pun melihat rumah megah, sepeda motor sporty, tablet high class, semuanya pada dasarnya boleh. Setiap pandangan itu kan punya efek. Banyak orang menangis karena melihat kuburan, dan banyak orang jadi pengen ganti gadget gara-gara hadir di pameran.

Di luar semua yang boleh itu, ada objek-objek pandangan yang sejak awal memang dilarang oleh syariat. Salah satunya adalah melihat cewek yang bukan mahram. Larangan itu makin keras, seiring kondisi atau penampilan cewek itu, dan seiring motivasi yang memandangnya. Penjelasan tentang ini bisa sangat detil, tetapi seharusnya kita bisa mengukur diri soal kepatutan itu. Menatap dan meneliti fisik cewek agak lama itu hanya ditoleransi saat kita hendak melamar. Jadi sangat terbatas dan bukan untuk (mohon maaf) "dipamerkan" kepada semua orang seperti sayembara.

Kali ini perlu disampaikan bahwa, syarat busana yang masuk kategori menutup aurat itu yang paling mendasar (paling sering dilanggar) ada dua:
1. Tidak ketat (memperlihatkan lekuk tubuh atau benjolan aurat) dan
2. Tidak tipis (memperlihatkan warna kulit, bayangan tubuh, dan tembus pandang). Bahan kaos yang sangat elastis masuk kategori ini.

Akhir-akhir ini, banyak cewek 'pemberontak' yang mencoba menghindar dari kesalahan dan tudingan. Sembari balik menuding cowok lah yang harus introspeksi. Ketika tampil menggoda, mereka nggak bakal terima jika disalahkan. Mereka akan bilang: Mereka (cowok) aja yang 'piktor', pikirannya kotor. Benarkah begitu? Hes! Yang berkata bahwa fitnah wanita itu paling besar, bukan sembarang orang lo! Berani nyalahin Nabi saw.? Beliau bersabda begini:
ما تركت بعدي في الناس فتنة أضر على الرجال من النساء
Sepeninggalku tidak ada cobaan yang lebih berbahaya dalam masyarakat melebihi bahaya kaum wanita bagi lelaki (HR. Muslim).

Dari sini kita bisa bilang, tanpa menggoda pun cewek itu sudah menggoda, apalagi jika menggoda. Karena fitrahnya memang tercipta seperti itu, dan fitrah lelaki juga diciptakan seperti itu. Jadi, harus ada batasan-batasan untuk menghindari adanya pelanggaran-pelanggaran. Seandainya Allah ciptakan syahwat libido laki-laki itu hanya menyukai--mohon maaf--kambing. Maka kambing lah yang harus diatur agar berbusana rapi. Karena kambing pasti akan sangat menggoda bagi seorang pria. Siapa pun prianya. Apalagi jika sedang duduk menjengking, misalnya. Hehehe. Ini perumpamaan yang sangat jelek sebenarnya.

Jadi, berhati-hatilah dan jangan buru-buru membalikkan kesalahan kepada orang lain, tanpa melihat keterlibatan diri di dalamnya. Dalam al-Quran:
ومن يكسب خطيئة أو إثما ثم يرم به بريئا فقد احتمل بهتانا وإثما مبينا
Siapa yang mengerjakan suatu kesalahan atau dosa, kemudian ia tuduhkan kepada orang yang tidak bersalah, maka sungguh, dia telah memikul suatu kebohongan dan dosa yang nyata (QS. an-Nisa' [4]: 112).

Buat saudaraku semua, para pria. Terutama untuk penulis secara pribadi. Ada pernyataan Dr. Zakir Naik yang sangat mengesankan, "Lebih penting mencintai wanita yang kau nikahi, dari pada menikahi wanita yang kau cintai." Yang pertama, karena itu akan membuat kita hidup penuh tanggung jawab. Sedang yang kedua akan menyita banyak waktu untuk berburu dalam ketidakpuasan dan ketidakpastian. Yang pertama adalah cerminan perilaku shaleh, dan yang kedua adalah gambaran orang yang tak memahami definisi cinta dan agamanya.

Jika kita sempat terbawa romantisme kisah Romeo & Juliet, atau Laila & Majnun. Yakinlah seandainya mereka menikah, mereka pun akan merasakan ruwetnya hidup berumah tangga. Dan betapa cantiknya daun-daun muda. Dan mereka akan bertengkar. Hehehe. Ya, Romeo dan Juliet akan berantem. Laila dan Majnun bakal saling ngambek. Cinta mereka belum tertantang dan teruji, seperti cinta Ainun dan Habibi.

Los, 15 Robiuts Tsani 1437/ 25 Januari 2015 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar