Senin, 19 Juni 2017

HAKIKAT RAMADHAN

Taraweh, 2 Juni 2017

Bismillahirrohmanirrohiim,
Assalaamu 'alaikum wr wb
Sudah berapa kali kita berjumpa Ramadhan? Berpuluh puluh kali bukan ? Bagaimana kita memaknai Ramadhan selama ini ? Apakah kita biasa-biasa saja melaluinya ? Ataukah kita benar-benar mengistimewakan dan mengoptimalkannya ? Atau bahkan tidak suka ?
Adakah harapan didalam setiap bulan ramadhan ? misalnya : untuk mengubah diri kita menjadi lebih baik lagi (lebih bertaqorrub kepada ALLOH) ? atau sekedar mengejar pahala untuk masuk surga ?
Jika kita ingin benar-benar mengistimewakan dan mengoptimalkan Ramadhan, maka kita harus memahami makna hakikat Ramadhan.

Ada 6 hakikat bulan Ramadhan :
1.    Bulan Ramadhan adalah Bulan Bercermin Diri (Syahrul Muhassabah)
Disebut bulan bercermin diri karena didalam bulan ramadhan ini kita semestinya melakukan flash back (melihat ke belakang) bagaimana ibadah kita selama ini.
Seberapa bersemangat dan seberapa mampu kita memanfaatkan Ramadhan pada setiap menit dan detiknya, merupakan indikasi ketaqwaan kita kepada Allah. Dari sini kita bisa menilai diri kita, apakah kita termasuk hamba Allah yang dzalimun linafsihi (masih suka menganiaya diri sendiri), atau yang pas-pasan saja (muq_tashid), ataukah yang sabiqun bil khairat (yang bergegas dalam melaksanakan berbagai kebaikan).
Disamping itu, Ramadhan juga merupakan sarana yang sangat tepat bagi kita untuk bercermin diri. Ada hadits shohih yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (muttafaq ‘alaih) menyatakan bahwa selama bulan Ramadhan syetan-syetan dibelenggu. Nah, jika syetan-syetan telah dibelenggu tetapi kita masih saja melakukan dosa dan kemaksiatan maka seperti itulah diri kita yang sebenarnya.
2.    Bulan Ramadhan adalah Bulan Limpahan Rahmat (Syahrur Rahmah)
Rasulullah bersabda, “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan atas kamu berpuasa di bulan ini … Barangsiapa tidak mendapat bagian kebaikannya, maka sungguh berarti ia telah dijauhkan dari rahmat Allah”
Pada bulan Ramadhan, Allah mencurahkan segenap rahmat-Nya melebihi pada bulan-bulan lainnya. Pada bulan ini, Allah melipat gandakan pahala amal kebaikan, memberikan semangat ketaatan kepada hamba-hamba-Nya, dan bahkan memberikan bonus satu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu Lailatul Qadr. Karena itu, rugilah kita jika selama bulan ini kita tidak memanfaatkan limpahan rahmat Allah yang sedemikian besar. (1.000 bulan = 83 tahun).
3.    Bulan Ramadhan adalah Bulan Taubat (Syahrut Taubah)
Dalam HR. Bukhari dan Muslim : Rasulullah bersabda, “Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan berharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” Beliau juga bersabda, “Barangsiapa berdiri menegakkan shalat malam (tarawih dan tahajut) pada bulan Ramadhan atas dasar iman dan berharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yeng telah lalu akan diampuni”. Beliau juga bahkan berkata, “Barangsiapa berpuasa lalu tidak berkata-kata buruk dan tidak mengumpat maka ia akan keluar dari dosa-dosanya seperti keadaannya pada hari ia dilahirkan oleh ibunya.” Jadi, apa lagi yang kita tunggu. Mari kita banyak-banyak beribadah dan memohon ampunan kepada Allah, agar Ramadhan ini dapat menjadi penghapus dosa-dosa kita.
4.    Bulan Ramadhan adalah Bulan Puasa (Syahrush Shiyam)
Sudah jelas ! sebagaimana firman ALLOH didalam Al_Qur’an : Al-Baqoroh : 183. Yaa ayyuhal ladzina amanu kutiba ‘alaikumusyiyam kamaa kutiba ‘alalladzina min qoblikum la’allakum tattaqun”
Puasa itu sejati tidaklah cukup hanya dengan meninggalkan makan, minum dan hubungan suami isteri pada siang hari. Lebih dari itu, puasa yang sejati adalah puasa yang bersifat total, yakni mempuasakan seluruh anggota tubuh kita: akal pikiran, hati, mata, telinga, lidah, tangan, kaki, dan anggota-anggota tubuh kita yang lainnya. Semuanya harus kita puasakan dari berbagai bentuk dosa dan kemaksiatan.
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan yang keji, maka sekali-kali Allah tidak butuh dengan puasanya yang hanya meninggalkan makan dan minum saja.” Artinya Alloh itu tidak butuh puasanya orang yang hanya meninggalkan makan dan minum saja. Alloh menghendaki yang lebih dari itu.
5.    Bulan Ramadhan adalah Bulan Al-Qur’an (Syahrul Qur’an)
Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an. Diriwayatkan setiap bulan ramadhan, Rasulullah selalu melakukan tadarrus Al-Qur’an bersama malaikat Jibril. Beliau ingin memberikan teladan kepada kita semua agar kita berinteraksi seakrab mungkin dengan Al-Qur’an selama bulan Ramadhan. Interaksi ini meliputi banyak hal : membacanya, memahami maknanya, mengamalkannya, dan mendakwahkannya. Akan lebih baik lagi jika kita juga berusaha untuk menghafalnya sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.
6.    Bulan Ramadhan adalah Bulan Infaq dan Sedekah (Syahrul Infaq wash Shadaqah)
Ramadhan bukan hanya kesempatan untuk beribadah secara vertikal saja. Ia juga kesempatan emas untuk beribadah secara horisontal, melakukan berbagai kebaikan kepada sesama (ibadah sosial). Di bulan ini kita sangat dianjurkan untuk banyak berinfak dan bersedekah. Kita telah merasakan bagaimana rasanya kelaparan dan kehausan. Sudah semestinya kita kemudian mampu ber_empati kepada mereka (fakir miskin) yang selama ini biasa kelaparan dan kehausan, dengan cara berinfaq dan bersedekah kepada mereka. Demikianlah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah. Sebuah riwayat menyatakan bahwa kedermawanan beliau di bulan Ramadhan sampai menyerupai angin yang bertiup.
Demikianlah beberapa makna dan hakikat bulan Ramadhan. Jika kita telah memahaminya maka selanjutnya kita harus bergegas untuk mengimplementasikannya dalam hari-hari Ramadhan kita. Harapan kita, keluar dari Ramadhan kita telah menjadi pribadi yang lebih bertaqwa, sesuai kata ALLOH : la’allakum tattaqun.
 Wassalamu ‘alaikum wr. wb.

2 komentar:

  1. Balasan
    1. Itu adalah narasi yang dipakai dalam kultum ramadhan salah satu penceramah di masjid Baitul Muttaqin

      Hapus