بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Sudah berapa kali kita berjumpa Ramadhan? Berpuluh puluh kali bukan ? Bagaimana kita memaknai Ramadhan selama ini ? Apakah kita biasa-biasa saja melaluinya ? Ataukah kita benar-benar mengistimewakan dan mengoptimalkannya ? Atau bahkan tidak suka ?
Adakah harapan didalam setiap bulan ramadhan ? misalnya : untuk mengubah diri kita menjadi lebih baik lagi (lebih bertaqorrub kepada ALLOH) ? atau sekedar mengejar pahala untuk masuk surga ?
Jika kita ingin benar-benar mengistimewakan dan mengoptimalkan Ramadhan, maka kita harus memahami makna hakikat Ramadhan.
Ada 6 hakikat bulan Ramadhan :
1. Bulan Ramadhan adalah Bulan Bercermin Diri (Syahrul Muhassabah)
Disebut bulan bercermin diri karena didalam bulan ramadhan ini kita semestinya melakukan flash back (melihat ke belakang) bagaimana ibadah kita selama ini. Seberapa bersemangat dan seberapa mampu kita memanfaatkan Ramadhan pada setiap menit dan detiknya, merupakan indikasi ketaqwaan kita kepada Allah. Dari sini kita bisa menilai diri kita, apakah kita termasuk hamba Allah yang dzalimun linafsihi (masih suka menganiaya diri sendiri), atau yang pas-pasan saja (muq_tashid), ataukah yang sabiqun bil khairat (yang bergegas dalam melaksanakan berbagai kebaikan).
Disebut bulan bercermin diri karena didalam bulan ramadhan ini kita semestinya melakukan flash back (melihat ke belakang) bagaimana ibadah kita selama ini. Seberapa bersemangat dan seberapa mampu kita memanfaatkan Ramadhan pada setiap menit dan detiknya, merupakan indikasi ketaqwaan kita kepada Allah. Dari sini kita bisa menilai diri kita, apakah kita termasuk hamba Allah yang dzalimun linafsihi (masih suka menganiaya diri sendiri), atau yang pas-pasan saja (muq_tashid), ataukah yang sabiqun bil khairat (yang bergegas dalam melaksanakan berbagai kebaikan).